Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi memerlukan
adanya materi sebagai medium untuk membawa
kalor dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih
dingin. Akan tetapi, perpindahan kalor secara radiasi
(pancaran) terjadi tanpa medium apapun.
Semua kehidupan di dunia ini bergantung pada transfer
energi dari Matahari, dan energi ini ditransfer ke Bumi
melalui ruang hampa (hampa udara). Bentuk transfer
energi ini dalam bentuk kalor yang dinamakan radiasi,
karena suhu Matahari jauh lebih besar (6.000 K) daripada
suhu permukaan bumi.
Radiasi pada dasarnya terdiri dari gelombang elektromagnetik.
Radiasi dari Matahari terdiri dari cahaya tampak
ditambah panjang gelombang lainnya yang tidak bisa
dilihat oleh mata, termasuk radiasi inframerah (IR) yang
berperan dalam menghangatkan Bumi.
Kecepatan atau laju radiasi kalor dari sebuah benda
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak (μ ∝ T 4
)
benda tersebut. Sebagai contoh, sebuah benda pada suhu
2.000 K, jika dibandingkan dengan benda lain pada suhu
1.000 K, akan meradiasikan kalor dengan kecepatan 16
(24
) kali lipat lebih besar. Kecepatan radiasi juga sebanding
dengan luas A dari benda yang memancarkan kalor.
Dengan demikian, kecepatan radiasi kalor meninggalkan
sumber tiap selang waktu tertentu (Q /Δt ) dirumuskan:
t
Q
Δ = e σ AT 4 .................................................... (6.23)
Persamaan (6.23) disebut persamaan Stefan-Boltzmann,
dan σ adalah konstanta universal yang disebut konstanta
Stefan-Boltzmann ( σ = 5,67 × 10-8 W/m2
K4
). Faktor e
disebut emisivitas bahan, merupakan bilangan antara 0
sampai 1 yang bergantung pada karakteristik materi.
Permukaan yang sangat hitam, seperti arang mempunyai
emisivitas yang mendekati 1, sedangkan bahan yang
permukaannya mengkilat mempunyai e yang mendekati
nol sehingga memancarkan radiasi yang lebih kecil.
Permukaan mengkilat tidak hanya memancarkan
radiasi yang lebih kecil, tetapi bahan tersebut juga hanya
menyerap sedikit dari radiasi yang menimpanya (sebagian
besar dipantulkan). Benda hitam dan yang sangat gelap,
menyerap kalor hampir seluruh radiasi yang menimpanya.
Dengan demikian, bahan penyerap kalor yang baik juga
merupakan pemancar kalor yang baik.
Benda apapun tidak hanya memancarkan kalor
dengan radiasi, tetapi juga menyerap kalor yang diradiasikan
oleh benda lain. Sebuah benda dengan
emisivitas e dan luas A berada pada suhu T1
, benda ini
meradiasikan kalor dengan laju 4 AT1 e t
Q = Δ . Jika benda
dikelilingi lingkungan dengan suhu T2 dan emisivitasnya
tinggi (e ≈ 1), kecepatan radiasi kalor oleh sekitarnya
sebanding dengan T2
4
, dan kecepatan kalor yang diserap
oleh benda sebanding dengan T2
4
. Kecepatan total
pancaran kalor dari benda ke lingkungan tersebut dirumuskan:
t
Q
Δ = ( ) 4
2
4
eA T1 −T ........................................... (6.24)
dengan:
Q = kalor yang dipancarkan benda ( J)
e = emisivitas bahan/benda
σ = konstanta Stefan-Boltzmann (5,67 10-8 W/m2
K4
)
A = luas penampang benda (m2
)
T1 = suhu mutlak benda (K)
T2 = suhu mutlak lingkungan (K)
Δt = selang waktu yang diperlukan (s)
Berdasarkan persamaan (6.24) dapat dikatakan bahwa
kecepatan penyerapan kalor oleh sebuah benda dianggap
sebesar 4 AT2 e ; yaitu, konstanta pembanding sama untuk
pemancaran dan penyerapan. Hal ini berhubungan dengan
fakta eksperimen bahwa kesetimbangan antara benda dan
sekelilingnya dicapai ketika keduanya mempunyai suhu
yang sama. Dalam hal ini, Q/ Δt harus sama dengan nol
ketika T1
= T2
, sehingga koefisien pemancaran dan
penyerapan harus sama. Hal ini menguatkan pernyataan
bahwa pemancar yang baik merupakan penyerap yang baik.
Radiasi (Pancaran)
Info Post
0 komentar:
Posting Komentar