Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansi secara adiabatic cairan refrigeran
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan dan
temperatur rendah. Jadi melaksanakan proses trotel atau proses ekspansi pada enthalpy
konstan. Selain itu katup ekspansi mengatur pemasukan refrigeran sesuai dengan beban
pendinginan yang harus dilayani oleh evaporator.
Pada mesin refrigerasi yang mempunyai
kapasitas rendah, katup ekspansi tidak digunakan tetapi diganti dengan pipa kapiler. Pipa
kapiler adalah pipa kecil yang berdiameter (0,024 sampai 0,09)inch dengan panjang ( 2 –
20) feet. Tahanan dari pipa kapiler inilah yang digunakan untuk mentrotel dan menurunkan
tekanan refrigeran.
Ada beberapa jenis katup ekspansi yang sering digunakan antara lain: katup ekspansi
otomatik dan katup ekspansi thermostatic.
Pada katup ekspansi otomatik ini bekerjanya berdasarkan tekanan yang seimbang pada below atau diafragma dari dua tekanan yang
berlawanan dan saling mengimbangi.
Tekanan yang berlawanan tersebut terdiri dari tekanan evaporator (P2) dan tekanan
pegas (P1) Takanan evaporator (P2) menekan diafragma keatas, membuat lubang saluran
menutup. Tekanan pegas (P1) yang dapat diatur menekan diafragma pada arah yang
berlawanan, membuat lubang saluran membuka. Katup ini akan bekerja secara otomatis
yaitu mengatur jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator untuk menbuat tekanan
evaporator dan tekanan pegas dalam keadaan seimbang atau konstan.
Pada katup ekspansi thermostatic (dengan penyama tekanan dalam), bagian keluar
katup ekspansi berhubungan dengan ruang bagian bawah diafragma atau below.
Jadi tekanan dari bagian masuk evaporator selalu menekan diafragma atau below dari
bagian bawah keatas berusaha menutup lubang saluran diafragma.
Ada dua keadaan yang dapat mempengaruhi kerja katup ekspansi thermostatic
dengan penyama tekanan dalam:
a. Keseimbangan tekanan dibagian bawah dan diatas diafragma atau below.
b. Penambahan atau pengurangan gas panas lanjut (super heat) pad akhir
evaporator.
Tabung sensor thermal diletakkan pada saluran hisap didekat evaporator, maka
dapat merasakan perubahan suhu gas yang mengalir keluar dari evaporator. Perubahan super
heat sangan besar pengaruhnya terhadap tabung sensor thermal yang dapat berubah-ubah
dipengaruhi oleh perubahan temperatur saluran hisap. Tekanan gas jenuh didalam tabung
sensor thermal dinamakan (P1), menekan dari bagian atas diafragma ke bagian bawah untuk
membuka lubang katup. Tekanan dibagian bawah diafragma menekan keatas untuk
menutup lubang katup. Tekanan tersebut terdiri dari :
a. Tekanan evaporator P2 yaitu tekanan refrigeran pada bagian masuk evaporator
atau bagian keluar katup ekspansi.
b. Tekanan pegas pengatur super heat (P3)
Katup Ekspansi
Info Post
0 komentar:
Posting Komentar