Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus
refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot.
Pada siklus, refrigeran bersirkulasi melalui urutan beberapa komponen.
Semua proses secara internal reversibel. Perpindahan kalor antara refrigeran dan
setiap bagian terjadi tanpa perubahan temperatur, dan tidak ada terjadi
ireversibilitas eksternal.
Refrigeran masuk ke evaporator dalam bentuk 2 fase yaitu campuran cairan
dan uap pada titik 4. Pada evaporator sebagian refrigeran berubah fase dari cair
ke uap karena perpindahan kalor dari daerah yang bertemperatur TC ke
refrigeran. Temperatur dan tekanan refrigeran tetap konstan selama proses dari
titik 4 ke titik 1. Refrigeran kemudian di kompresi secara adiabatik dart titik 1,
dimana refrigeran berada pada kondisi 2 fase campuran cair-uap, ke titik 2
dimana fase menjadi uap jenuh. Selama proses ini temperatur refrigeran naik dari
TC ke TH, dan tekanan juga naik. Kemudian refrigeran masuk ke kondenser
dimana fase refrigeran akan berubah menjadi cairan jenuh karena terjadi
perpindahan kalor kepada daerah yang bertemperatur TH. Temperatur dan
tekanan tetap konstan selama proses 2 ke 3. Refrigeran kembali kekondisi pada
saat masuk evaporator melalui proses ekspansi adiabatik pada turbin yaitu titik 3
ke titik 4. Pada proses ini temperatur turun dari TH ke TC dan juga terjadi
penurunan tekanan.
Karena siklus refrigerasi uap Carnot terdiri dari proses reversibel, luas daerah
pada diagaram T-s adalah besar perpindahan kalor. Luas daerah 1-a-b-4-1
adalah kalor yang ditambahkan ke refrigeran dari daerah dingin dan luas daerah
2-a-b-3-2 adalah kalor yang dilepaskan ke daerah panas. Daerah tertutup
1-2-3-4-1 adalah perpindahan kalor bersih yang dipindahkan dari refrigeran.
Koefisien performansi (COP) atau dari siklus refrigerasi adalah:
Siklus refrigerasi uap sebenarnya bergeser sedikit dari siklus ideal diatas dan
mempunyai koefisien performansi lebih rendah dari rumus diatas.
Dalam siklus aktual, untuk menjaga temperatur pada daerah TC, refrigeran
harus memppunyai temperatur dibawah TC yaitu T’C begitu juga untuk daerah TH
maka temperatur refrigeran harus diatasnya yaitu T’H seperti gambar berikut:
Membuat temperatur refrigeran dalam penukar kalor pada T’C dan T’H akan
membuat koefisien refrigerasi menurun dan dirumuskan:
Hal lain yang membuat siklus refrigerasi uap Carnot tidak praktis dibuat
adalah kondisi fase refrigeran masuk kompresor. Pada siklus Carnot refrigeran
masuk pada fase campuran cair-uap. Kompresor akan rusak jika ada fase cair
yang masuk ke dalamnya, sehingga pada sistem sebenarnya hanya fase uap
yang masuk kedalam kompresor atau disebut kompresi kering.
Hal lain yang membuat siklus Carnot tidak praktis adalah proses ekspansi
cairan jenuh dari titik 3 ke campuran 2 fase cair-uap pada titik 4. Proses ini
menghasilkan kerja yang kecil bila dibandingkan kerja untuk kompresor. Apabila
proses dari 3 ke 4 ini dilakukan oleh turbin, kerja output masih kecil karena turbin
yang beroperasi pada kondisi ini mempunyai efisiensi yang rendah. Oleh sebab
itu kerja output turbin dikorbankan dengan menggantinya dengan katup throttle
sederhana. Siklus kemudian akan menjadi seperti gambar 3. Siklus ini disebut
sistem refrigerasi kompresi uap.
SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR
Info Post
0 komentar:
Posting Komentar